Selalu ada hikmah disetiap musibah, salah satunnya pandemic Covid-19 nan melkamu Indonesia di akhir tahun 2019. Wabah nan rawan dan sempat memberhentikan seluruh aktivitas diluar rumah. Namun, dibalik itu semua memunculkan banyak orang murah hati nan berbagi sesama, baik skamung, pangan, maupun material.
Seperti Jamaluddin Daeng Abu, Founder Rumah Koran nan berada di Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, organisasi nan berdiri sejak tahun 2014 merupakan perpustakaan alias rumah baca ditingkat perdesaan dengan tujuan memajukan pertanian di daerahnya.
Melihat potensi pertanian di tempatnya dia berbareng kawan pemuda lainnya mempunyai buahpikiran nan dituangkan dalam sebuah aktivitas literasi membaca, menulis, menjadi petani online, hingga aktivitas infak sayur.
“Awalnya bekerjasama dengan brimob, Polda Sulsel untuk menjemput sayur di tempat kami menggunakan mobil brimob nan kemudian diantar ke titik dapur umum Covid-19 lampau dimasak untuk dijadikan olahan nasi kota nan bakal dibagikan untuk masyarakat nan memerlukan dan terdampak Covid-19, hingga terus melangkah Covid-19 mulai membaik, namun kami mau terus program ini berkelanjutan, dan akhirnya kami sepakat untuk menyumbangkan sayur ini ke panti didikan dan pesantren dengan sasaran 100 panti didikan dan pesantren di kabupaten kota Sulawesi.” Ujar Jamal kepada tim paradiksi.com saat diwawancarai
Ternyata tidak hanya panti didikan dan pondok pesantren saja nan menjadi sasaran bagi rumah surat kabar dalam programnya, namun ada juga seperti korban pencana alam, panti jompo, disabilitas, hingga desa-desa nan terisolasi. Lebih 100 ton dari sepuluh jenis sayuran nan dibagikan oleh Jamal setiap bulannya.
Dari program ini jamal mengungkapkan tujuannya, ialah mau memunculkan para petani demawan sehingga aktivitas ini dapat konsisten dan terus berkelanjutan, nan kedua jamal menginginkan petani tidak hanya bisa merasakan hasil penjualannya tetapi juga tidak lupa untuk bersedekah.
“Ya saya mau menunjukkan bahwa petani itu bisa berbagi, dalam artian selama ini kan petani dianggap rendah alias dianggap mini oleh masyarakat, nah kita mau membuktikan bahwa petani juga bisa beragam dan menjadi tangan diatas nan memberi jadi tidak dipkamung sebelah mata lagi.” Ucap Jamal
Maka dari itu program infak sayur ini diharapkan dapat terus berjalan, sekaligus memajukan pertanian di desanya dan bisa menjadi motivasi untuk para petani lainnya diluar sana untuk melakukan perihal serupa dan tidak lupa untuk bersedekah.