Semakin Maraknya Perjudian slot online saat ini di tanah air maupun di internet membikin kita terlena bakal semua untung nan sangat besar bisa kita dapatkan dengan tanpa susah payah untuk berkerja, padahal pada dasarnya tidak ada duit instan nan bisa kita dapatkan apa lagi dengan bermain gambling online. dengan maraknya pertaruhan online ini sampai-sampai kita sebagai umat islam lupa bahwasanya bermain gambling online slot online alias apaupun jenisnya bahwa sebenarnay pertaruhan itu dilarang dalam islam apalagi ada beberapa dalil nan menyatakan bahwa bermain judi online itu di larang, berikut ini adalah beberapa dalil nan menyebut pertaruhan itu haram alias dilarang dalam kepercayaan islam.
Dalil 1: gambling digandengkan dengan khamr, berkurban untuk berhala dan mengundi nasib
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
“Hai orang-orang nan beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar Anda mendapat keberuntungan” (QS. Al Maidah: 90).
Dalam ayat nan mulia ini, Allah Ta’ala menggandengkan gambling alias qimar dengan khamr, al anshab dan al azlam. Ini adalah perkara-perkara nan tidak diragukan lagi keharamannya. Oleh lantaran itu ini menjadi dalil haramnya judi.
Al khamru (khamr) sudah kita ketahui bersama, dia adalah minuman nan jika diminum oleh seseorang maka bakal membuatnya mabuk, lampau lenyap akalnya, seluruhnya ataupun sebagiannya. Sehingga dia berbincang dan beraktifitas tanpa berpikir dan tanpa akal. Terkadang membuatnya jatuh kepada zina, terkadang kepada pembunuhan, kadang kepada pembakaran, terkadang menceraikan istrinya, dan semisal itu. Oleh lantaran itu hukum pun mengharamkannya.
Adapun al anshab (berkurban untuk berhala), itu haram melakukannya. Karena dia adalah sarana untuk beragama kepada berhala.
Sesuatu nan digandengkan dengan al anshab, khamr, dan al azlam, tidak ragu lagi dia haram hukumnya dan besar dosanya.
Dalil 2: gambling disebut dengan rijs (najis)
Ar rijs artinya najis. Adapun ar rujz artinya dosa, dan semua nan mengandung bahaya. Allah terkadang menyebut berhala dengan rijs, seperti dalam firman-Nya:
فَاجْتَنِبُوا الرِّجْسَ مِنَ الْأَوْثَانِ
“maka jauhilah olehmu berhala-berhala nan najis itu” (QS. Al Hajj: 30).
Dan terkadang Allah menyebutnya dengan rujz.
وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ
“dan perbuatan dosa tinggalkanlah” (QS. Al Mudatsir: 5).
Ar rujz, dengan huruf ra’ di-dhammah, atau bisa juga ar rijz jika mengikuti riwayat qiraah nan huruf ra’ nya di kasrah.
Dalil 3: gambling adalah ibadah setan
Allah Ta’ala menjelaskan bahwa gambling adalah ibadah setan dalam firmannya (yang artinya) : “…(judi) adalah termasuk perbuatan syaitan“. Dan semua ibadah nan merupakan ibadah setan, hukumnya haram. Karena setan itu sangat antusias untuk menyesatkan manusia dan menjerumuskan mereka ke dalam kesesatan.
Maka jika ada sudah mengetahui bahwa gambling adalah ibadah setan, maka ketahuilah bahwa setan itu tidaklah mendatangimu selain untuk mengelabuimu dan menipumu, serta membikin permusuhan antara engkau dan saudaramu.
Maka setan adalah musuh manusia.
Allah Ta’ala telah memperingatkan manusia dari musuh ini dengan peringatan nan keras. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah dia musuh(mu), lantaran sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya membujuk golongannya agar mereka menjadi penunggu neraka nan menyala-nyala” (QS. Fathir: 6).
Dan Allah juga mengabarkan kepada kita bahwa setan telah memperdaya Nabi Adam dan Hawa sehingga mereka dikeluarkan dari surga. Dan setan berjanji kepada Adam dan Hawa bahwa dia adalah pemberi nasehat, padahal dia pendusta. Allah Ta’ala berfirman:
وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ
“(setan) berjanji kepada keduanya: ‘saya adalah pemberi nasehat kepada kalian berdua‘” (QS. Al A’raf: 21).
Allah memberi kita peringatan terhadap musuh besar kita ini dalam firman-Nya:
يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali Anda dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana dia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga” (QS. Al A’raf: 27).
Baca Juga : Dampak Negatif Dari Kecanduan Bermai Judi Online
Maka setan ini adalah musuh manusia, dan dia sangat antusias untuk menyesatkan manusia. Khamr, judi, al anshab, dan al azlam adalah ibadah setan, maksudnya ibadah inilah nan dibawa oleh setan. Dan amalan-amalan inilah nan dibisikan oleh setan kepada para hamba, dan setan menghias-hiasanya sehingga manusia terbujuk melakukannya dan terjerumus ke dalamnya.
Jika Anda sudah mengetahui suatu perkara itu adalah ibadah setan, maka wajib bagi Anda untuk menjauhinya dan meninggalkannya hingga Anda selamat. Karena setan itu tidak menginginkan dari Anda selain kebinasaan dan kesesatan bagi anda. Dan setan itu senantiasa bercokol di hati manusia, membisikkan dada manusia.
Allah telah menurunkan sebuah surat, nan dia merupakan surat nan urutannya terakhir. Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
“Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan nan biasa bersembunyi, nan membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) hantu dan manusia” (QS. An Naas: 1-6).
Bisikan kejahatan ke dalam dada di sini maksudnya adalah setan. Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk meminta perlindungan kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia dari kejahatan setan ini. nan masuk ke dalam dada dan membisikan keburukan ke dalamnya. Ia juga membujuk kepada keburukan, menghias-hiasi keburukan seolah-olah nampak baik, menumbuhkan ide-ide dalam pikiran manusia dan menggiring mereka untuk mewujudkannya.
Namun Allah Ta’ala telah menyiapkan perisai dan tameng dari keburukan setan bagi hizbullah dan para wali Allah. Dan Allah juga telah memilih hamba-hamba-Nya nan Ia selamatkan dan amankan dari keburukan setan. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ
“Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, selain orang-orang nan mengikut anda, ialah orang-orang nan sesat” (QS. ِAl Hijr: 42).
Maka hamba-hamba Allah nan terpilihlah nan selamat dari keburukan setan dan setan tidak bisa menggodanya. Setan sendiri telah mengecualikan mereka, setan berkata:
إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
“kecuali para hamba-Mu nan ikhlas” (QS. Al Hijr: 40).
Jika Anda telah memahami permusuhan kita terhadap setan ini, kita bakal mengetahui sungguh setan sangat berambisi untuk menggunakan beragam macam tipu daya dan sarana untuk menyesatkan manusia. Bahkan Allah menyebut perihal ini:
وَلَأُضِلَّنَّهُمْ وَلَأُمَنِّيَنَّهُمْ وَلَآمُرَنَّهُمْ فَلَيُبَتِّكُنَّ آذَانَ الْأَنْعَامِ وَلَآمُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ اللَّهِ
“dan saya betul-betul bakal menyesatkan mereka, dan bakal membangkitkan khayalan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga hewan ternak), lampau mereka betul-betul memotongnya, dan bakal saya suruh mereka (mengubah buatan Allah), lampau betul-betul mereka meubahnya” (QS. An Nisa: 119).
Dan firman Allah Ta’ala:
لَأَحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ إِلَّا قَلِيلًا
“niscaya betul-betul bakal saya sesatkan keturunannya, selain sebahagian kecil” (QS. Al Isra: 62).
Maksudnya anak cucu Adam, selain sedikit saja. Maka Allah pun memberikan kita waktu tenggang. Ia berfirman:
إِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ
“Sesungguhnya Anda termasuk mereka nan diberi tangguh” (QS. Al A’raf: 15)
Maksudnya diberi waktu tunda.
Allah juga berfirman:
اذْهَبْ فَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ فَإِنَّ جَهَنَّمَ جَزَاؤُكُمْ جَزَاءً مَوْفُورًا وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ وَأَجْلِبْ عَلَيْهِمْ بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ
“Pergilah, barangsiapa di antara mereka nan mengikuti anda, maka sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan nan cukup. Dan hasunglah siapa nan Anda sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu nan melangkah kaki” (QS. Al Isra: 63-64).
Artinya: “tipulah manusia dengan segala tipu daya, jerumuskan mereka dengan segala cara, goda mereka dengan segala sarana nan mungkin”. Maka setan itu sangat antusias untuk menyesatkan manusia dan dia bakal mengerahkan segala daya upaya untuk menyesatkan setiap manusia. Dan makhluk ini mempunyai kemampuan, mempunyai kekuasaan untuk mempengaruhi manusia.
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam telah mengabarkan bahwa setan mengalir berbareng aliran darah manusia. Artinya, dia melangkah dalam diri manusia hingga ke setiap personil badannya hingga mengalir dalam jasadnya, sebagaimana mengalirnya darah dalam tubuh manusia.
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam berfirman bahwa setan mengalir dalam tubuh manusia sebagaimana mengalirnya darah, dan dia memberikan was-was dalam hatinya sedangkan manusia tersebut tidak melihatnya. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ
“Sesungguhnya dia dan pengikut-pengikutnya memandang Anda dan suatu tempat nan Anda tidak bisa memandang mereka” (QS. Al A’raf: 27).
Yang dimaksud, makhluk nan sejenis hantu dan semisalnya nan Anda tidak bisa memandang mereka. Namun Allah telah menjadikan perkara-perkara nan menjadi perlindungan bagi kita. Misalnya ketaatan, dia adalah perlindungan dari setan. Dzikrullah juga perlindungan dari setan, menyempurnakan ibadah, membaca dan mentadabburi Al Qur’an, dzikir rutin, membaca tasbih dan semisalnya semua ini juga perlindungan dari setan.
Inilah beberapa pelindungan nan menghalangi kita dari setan, ketika Anda melakukannya dengan tulus dan tulus, itu dapat melindungi Anda dan berfaedah bagi Anda dengan izin Allah.
Kesimpulannya, perkara-perkara ini ialah khamr, judi, al anshab, al azlam, telah Allah haramkan dengan karena dia adalah ibadah setan.
Yaitu perkara-perkara ini adalah perkara nan dilakukan setan dan didakwahkan oleh setan untuk melakukannya. Setanlah nan membujuk membangun berhala-berhala hingga mereka disembah. Setanlah nan membujuk manusia untuk minum khamr. Setanlah nan membujuk manusia untuk berjudi. Setanlah nan membujuk manusia untuk mengundi nasib dengan anak panah.
Dengan demikian perkara-perkara ini adalah ibadah setan.
Jika Anda telah mengetahui perihal tersebut, maka jauhilah hingga Anda selamat dari was-was setan.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya) : “sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan“.
Dalil 4: Allah memerintahkan untuk menjauhi judi
Allah Ta’ala memerintahkan untuk menjauhi empat perihal ini ialah khamr, judi, al anshab dan al azlam. Dan al ijtinab itu lebih mendalam dari pada at tark. Karena al ijtinab itu artinya: jauhkan diri darinya, ini lebih mendalam dari pada mengatakan: tinggalkan ia. At tark tidak melazimkan penjauhan diri, sedangkan al ijtinab itu maknanya lebih dalam, lantaran artinya: tinggalkan dan jauhilah, pergilah ke arah yang jauh darinya. Dan gambling termasuk dalam empat perihal ini.
Maka menjauh dari gambling itu lebih selamat, sedangkan mendekat kepada pertaruhan itu biasanya menjadi karena alias sarana terjerumusnya seseorang ke dalamnya.
Oleh lantaran itu Allah memerintahkan kita untuk tajannub, ialah menjauhinya. Maka janganlah kita mendekati tukang gambling dan jangan berkawan dengannya, jangan membersamainya, jangan bermuamalah dengannya, jangan mencintainya, jangan duduk berbareng dengannya, serta jangan iba padanya.
Bahkan semestinya Anda menjauh sejauh-jauhnya sehingga kehormatanmu, agamamu, akidahmu selamat. Karena kondisi agamamu berada dalam kekhawatiran jika Anda mendekat dengan hal-hal tersebut, alias jika Anda duduk berbareng dengan tukang gambling alias tukang minum khamr, dan semacamnya.
Dan nan semisal mereka, dikhawatirkan bakal mengotori kehormatanmu dan agamamu. Atau bisa jadi Anda terjerumus ke dalamnya walaupun sedikit, alias engkau menyukai sesuatu dari hal-hal tersebut, alias semisalnya. Inilah sebabnya kenapa Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk menjauhinya dalam firman-Nya (yang artinya) : ‘‘Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu..“.
Dalil 5: didapatkannya keberuntungan dengan menjauhi judi
Dalam firman Allah Ta’ala disebutkan: “semoga engkau beruntung“. Al falah artinya kemenangan, keberhasilan, kebahagiaan di bumi dan akhirat, mendapatkan apa nan diinginkan, meraih apa nan diminta. Inilah al falah. Maka muflih adalah orang nan mendapatkan apa nan dia minta.
Namun kapan Anda mendapatkan al falah?
Jawabnya ialah ketika Anda menjauhi empat perkara ini nan diantaranya: judi.
Jika Anda menjauhinya, menghindarinya, dan membenci pelakunya, maka Anda termasuk muflihin, artinya semoga Anda termasuk orang nan mendapatkan al falah. Sebab inilah nan dikaitkan oleh Allah Ta’ala dengan sifat al falah, ialah menjauhi empat perkara tersebut, termasuk judi.
Maka al falah bisa didapatkan dengan menjauhi judi, dan kebinasaan bisa menghampiri dengan mendekati judi, dan kehancuran bakal terjadi jika melakukannya, kesesatan bakal datang jika terus-menerus melakukannya. Maka tidak ragu lagi akan haramnya judi.
Dalil 6: gambling menimbulkan permusuhan di antara manusia
Berdasarkan firman Allah Ta’ala:
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ
“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara Anda (lantaran meminum khamar dan bertaruh itu)” (QS. Al Maidah: 91)
Maksudnya, setan antusias untuk menimbulkan permusuhan di antara manusia. Dan al ‘adawah artinya: muqatha’ah (pemutusan), ialah antara sesama kerabat seiman saling memutus hubungan.
Atau antara dua sahabat saling memutus hubungan, alias saling membenci, alias saling memboikot.
Maka persaudaraan pun putus, mereka saling memutus hubungan satu sama lain, saling menjauhi, saling mencela, dan mudah untuk meng-ghibah-i dan mencederai kehormatan saudaranya, menuduhnya dengan perihal nan buruk. Semua ini terjadi lantaran karena khamr dan judi.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya) : “Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara Anda (lantaran meminum khamar dan bertaruh itu)“.
Dalil 7: gambling menimbulkan kebencian di antara manusia
Al bughdhu adalah kebencian dan kemurkaan seseorang kepada orang lain serta ketidak-sukaan terhadap apa nan diperbuatnya. Jika timbul al bughdhu maka ujungnya adalah keterputusan hubungan dan pemboikotan serta saling menjauh nan menyebabkan perpecahan antara kaum Muslimin.
Di sini kami bakal berikan beberapa contoh kebencian nan terjadi akibat perjudian.
Diantaranya, permainan nan dimainkan orang-orang lampau mereka membikin taruhan dari permainan tersebut. nan menang bakal mendapatkan duit nan dipertaruhkan.
Jika taruhan nan dipasang itu jumlahnya besar, terkadang membikin pemain nan kalah menjadi tidak mempunyai kekayaan lagi, dia kekurangan dalam memenuhi kebutuhannya, apalagi sampai kudu berhutang, dan menghalanginya untuk mendapatkan kekayaan dari beragam sisi (sehingga nan kalah ini bakal tidak suka kepada nan menang, red.).
Terkadang juga, pemain gambling itu jengkel terhadap permainannya, dia memainkan permainan setan ini hingga kelelahan dan memaksakan diri, sehingga akhirnya dia mengambil kekayaan tanpa hak.
Ini sudah pasti bakal menimbulkan kebencian dari pihak nan dipaksa untuk diambil hartanya dan lampau si penjudi pun bakal membencinya.
Jika demikian lampau bakal timbul permusuhan antara keduanya, apalagi terkadang hingga terjadi pembunuhan. Permusuhan dan pembunuhan ini terjadi sebagai imbas dari adanya pemutusan hubungan dan pemboikotan serta saling membenci nan lampau menimbulkan perpecahan di tengah kaum Muslimin.
Lalu tercerai-berailah urusan mereka.
Ini bakal menyebabkan semakin kuatnya musuh Islam dan dikuasainya kekayaan kaum Muslimin oleh musuh Islam, serta dikuasainya negeri-negeri Islam. Ini semua diawali oleh khamr dan judi.
Allah Ta’ala telah memerintahkan kaum Muslimin untuk saling berkerabat dan saling mencintai, serta menghilangkan percekcokan dan kebencian nan ada di antara mereka.
Allah juga memerintahkan kaum Muslimin untuk saling mengikat persaudaraan lantaran Allah telah menamai mereka semua sebagai Muslimin dan memberi mereka nikmat berupa persaudaraan lantaran agama. Allah Ta’ala berfirman:
وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا
“dan ingatlah bakal nikmat Allah kepadamu ketika Anda dulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lampau menjadilah Anda lantaran nikmat Allah, orang-orang nan bersaudara; dan Anda telah berada di tepi lembah neraka, lampau Allah menyelamatkan Anda dari padanya” (QS. Al Imran: 103).
Allah Ta’ala memberikan nikmat kepada mereka dengan mempersatukan mereka setelah sebelumnya mereka berpecah-belah. Dan juga nikmat berupa persaudaraan setelah sebelumnya mereka saling memutus hubungan. Dan berupa saling mencintai di antara mereka setelah sebelumnya mereka saling bermusuhan. Dan juga berupa saling terikatnya hati mereka, nan ini tidak ada nan bisa selain Allah nan Maha Mengetahui perkara gaib. Allah Ta’ala berfirman:
وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ
“dan nan mempersatukan hati mereka (orang-orang nan beriman). Walaupun Anda membelanjakan semua (kekayaan) nan berada di bumi, niscaya Anda tidak dapat mempersatukan hati mereka, bakal tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka” (QS. Al Anfal: 63).
Ayat ini menunjukkan kepada kita bahwa wajib bagi kita untuk saling bersatu, dan dibencinya saling berbeda dan saling memutus hubungan. Wajib bagi kaum Muslimin untuk berasosiasi dan saling membantu. Dan Allah Ta’ala juga telah memerintahkan perihal ini dalam firman-Nya:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
“Dan tolong menolong-menolonglah Anda dalam (mengerjakan) amal dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam melakukan dosa dan pelanggaran” (QS. Al Maidah: 2).
Dan Allah Ta’ala juga memerintahkan ketika terjadi peperangan antara dua pasukan kaum Muslimin, hendaknya kita mengusahakan perdamaian antara mereka hingga mereka bersatu. Allah Ta’ala berfirman:
وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ
“Dan jika ada dua golongan dari mereka nan beragama itu bertempur hendaklah Anda damaikan antara keduanya! Tapi jika nan satu melanggar perjanjian terhadap nan lain, hendaklah nan melanggar perjanjian itu Anda perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah Anda bertindak adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang nan bertindak adil” (QS. Al Hujurat: 9).
Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk mendamaikan kaum Muslimin, dan Allah telah menamai mereka sebagai kerabat bagi kita, walaupun mereka saling memerangi. Dan Allah juga memerintahkan kaum Muslimin agar saling bersalaman lantaran mereka semua bersaudara.
Namun perkara ini, ialah perjudian, menghilangkan rasa persaudaraan itu. Ia dapat menimbulkan permusuhan, kebencian, saling memboikot, dan saling menjauh, padahal hal-hal ini dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya Shallallahu’alaihi Wasallam.
Jika kita sudah mengetahui perihal ini, dan kita juga sudah mengetahui bahayanya, wajib bagi kita untuk menjauhinya.
Dalil 8: judi itu memalingkan orang dari dzikrullah
Berpalingnya orang dari dzikrullah, ini adalah dalil lain nan menunjukkan keharaman khamr dan judi. Yaitu dalam firman Allah Ta’ala :
وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ
“..dan menghalangi Anda dari mengingat Allah..” (QS. Al Maidah: 91).
Maka permainan setan ini mengandung mafsadah nan besar, ialah dia memalingkan orang dari dzikrullah. Dan ini sudah terbukti di lapangan, orang nan memainkan permainan judi, apalagi walaupun tidak menggunakan taruhan, dia bakal tersibukan dengannya dan menghabiskan waktu nan banyak serta sangat menikmati permainan tersebut.
Mereka menyatakan perihal itu untuk menyegarkan jiwa dan menyenangkan jiwa mereka.
Mereka pun membuang-buang waktu padahal waktu dalam permainan ini. Maka dengan ini mereka beralih dari dzikrullah dan menyibukkan diri dengan kelalaian dan permainan, hingga mereka lupa kepada Allah.
نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ
“Mereka melupakan Allah, maka Allah pun melupakan mereka” (QS. At Taubah: 67).
Kami katakan kepada mereka, nan lebih utama bagi kalian, daripada waktu kalian digunakan secara sia-sia, lebih baik digunakan untuk menyibukkan diri dengan dzikrullah.
Kalian berdzikir kepada Allah, kalian bertadabbur, dan banyak perkara nan bisa kalian lakukan. Kalian bisa gunakan waktu kalian untuk hal-hal nan bermanfaat.
Adapun permainan-permainan ini, tidak ada manfaatnya di bumi dan di akhirat. Ia hanya memalingkan kalian dari dzikrullah, dari bermohon kepada Allah, dari ibadah kepada-Nya, dan membikin kalian lalai dan keras hati.
Dalil 9: gambling melalaikan orang dari shalat
Judi melalaikan orang dari shalat, ini suatu perihal nan sudah terbukti. Orang nan menghabiskan waktu mereka dengan permainan gambling secara umum adalah orang-orang nan melalaikan shalat. Dan mereka juga lalai dari ibadah-ibadah nan lain.
Jika mereka melakukan ibadah pun biasanya disertai lupa dan was-was. Dan mereka juga sering begadang sepanjang malam sehingga tertidur ketika waktu shalat subuh, dan juga mengerjakan shalat-shalat nan lain. Atau minimalnya mereka tidak melaksanakan shalat secara berjama’ah.
Apakah ini tidak cukup untuk menunjukkan keharaman judi?
Dalil 10: adanya perintah Allah untuk berakhir dari judi
Allah Ta’ala berfirman:
فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
“lalu kenapa kalian tidak berhenti?” (QS. Al Maidah: 91).
Ini adalah dalil nan jelas nan menunjukkan keharaman judi. Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk berakhir dari perjudian. Al intiha (berhenti) maknanya mencakup meninggalkan sekaligus bertaubat darinya. Oleh lantaran itu, ketika ayat ini turun, para sahabat pun berkata:
انتهينا .. انتهينا
“sekarang juga kami berhenti.. kami berhenti..!”
Maksudnya: kami telah berakhir dari minum khamr dan bermain gambling serta perbuatan haram lainnya. Maka firman Allah (yang artinya): “lalu kenapa kalian tidak berhenti?” adalah style bahasa tanya nan bukan bermaksud bertanya namun menyuruh. Maka maknanya: “berhentilah!“, artinya: sampai kapan kalian tidak berakhir melakukannya? sampai kapan kalian terus-menerus melakukannya? tidakkah tiba bagi kalian waktunya untuk berhenti? tidakkah kalian merasakan kerusakannya? kenapa kalian tidak berhenti? Maka para sahabat pun menjawab: “sekarang juga kami berhenti..!”
Inilah sepuluh dalil dari ayat nan mulia, nan menunjukkan keharaman judi. Wallahu a’lam.