Meia Asuransi, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan ranking “idAAA(sf)” buat EBA-SP SMF-BTN04 Kelas A nan diterbitkan oleh PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) (SMF).
Per tanggal cut-off 31 Desember 2022, total nilai keseluruhan kumpulan aset nan tetap beredar sebesar Rp553,7 miliar, terdiri dari Kelas A sebesar Rp377,7 miliar dan Kelas B nan tidak diperingkat sebesar Rp176,0 miliar, nan merepresentasikan 8,8% dari total kumpulan aset awal sebesar Rp2,0 triliun.
Dikutip dari keterangan resminya, Pefindo menjelaskan ranking tersebut mencerminkan profil nan kuat dari aset nan disekuritisasi dengan rasio utang atas nilai agunan (loan to value alias LTV) dan nilai pinjaman awal nan rendah, profil nan kuat dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) selaku penyeia jasa (servicer), dan penguatan angsuran (credit enhancement) dalam corak EBA-SP kelas B dan perseiaan likuiditas.
|Baca pun: Siap Lunasi Obligasi, Peringkat SMF Ditegaskan idAAA
Namun ranking tersebut dibatasi oleh tingginya angsuran macet (non performing-loans) dan rasio angsuran atas penghasilan (debt to income alias DTI) debitur pada aset nan mendasarinya. Terbisa akibat dimana pemegang EBA-SP bisa mengalami kerugian lantaran tidak mendapatkan pelunasan pokok dan/atau kupon secara tepat waktu alias penuh lantaran lonjakan tunggakan sekuritisasi KPR sebagai akibat melemahnya keahlian bayar debitur, alias jika BBTN sebagai servicer kkamus dalam mengelola penagihan piutangnya dengan baik.
Pefindo memkamung bahwa akibat tersebut dimitigasi oleh kumpulan KPR perseorangan nan terdiversifikasi dan dipilih melalui kriteria seleksi, dan adanya sistem penambahan perseiaan likuiditas jika rasio angsuran bermasalah mencapai tingkat tertentu.
“Kami juga berpkamungan bahwa BBTN mempunyai rekam jejak nan kuat dan terbukti sebagai salah satu penyeia KPR terkemuka dengan keahlian nan kuat dalam mengelola penagihan dan angsuran bermasalah.”
Pefindo memkamung transaksi ini mempunyai sistem cash waterfall nan kuat nan memastikan biaya nan terhimjuga dari para debitur diprioritaskan buat memenuhi beban senior dan pemegang EBASP dengan Kelas A sebelum memenuhi Kelas B (kelas subordinasi dari pool). BBTN selaku kreditur awal (originator) menjual 18.728 Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dalam satu portofolio atas SMF, nan kemuian menerbitkan EBA-SP. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) ditunjuk oleh SMF sebagai wali petunjuk dan bank kustoian buat transaksi tersebut.
S. Edi Santosa